News Highlights
· RALS Menjual Rp 20 Juta Saham Hasil Buyback
· TOWR Mengamankan Kontrak Rp 5,8 Triliun
· SMAR Maksimalkan Diversifikasi Produk
· WSKT Siap Melunasi Obligasi Rp 2 Triliun
· PSSI Targetkan Volume Kargo 2.2 Juta MT
· PBID Investasi Rp 40 Miliar untuk Pabrik
IHSG Melemah -0.22%. Sempat berada di teritori positif di awal perdagangan, IHSG ditutup turun -0.22% ke 6,181 di perdagangan pertama tahun 2019. Sektor pertambangan (-1.61%)mengalami koreksi terbesar sedangkan sektor consumer goods (+0.40%) naik paling tinggi. Saham UNVR, HMSP dan BBCA menjadi market leader sedangkan saham BBRI, CPIN dan INAF menjadi market laggard. Koreksi IHSG tersebut terjadi seiring dengan melemahnya mayoritas bursa Asia. Dari data ekonomi, inflasi Desember 2018 mencapai 0.62% sedangkan inlasi tahun 2018 sebesar 3.13%, turun dibandingkan tahun 2017 yang tercatat 3.61%.
IHSG Melemah 2.54% Sepanjang 2018. IHSG ditutup menguat tipis 0.06% di level 6,194 pada penutupan perdagangan di hari terakhir bursa di tahun 2018 pada Jumat (27/12) lalu. Tujuh dari sembilan sektor ditutup menguat, dipimpin oleh sektor pertanian (+2.36%) dan pertambangan (+1.58%). Meskipun ditutup menguat, IHSG masih mencatatkan kinerja negatif sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun IHSG melemah 2.54% dan asing mencatatkan net sell sebesar Rp 50.75 Triliun sepanjang 2018.
IHSG ditutup menguat tipis pada perdagangan sebelumnya berada di level 6,194. Indeks berpeluang untuk melanjutkan konsolidasi setelah bergerak melewati 6,185, di mana berpeluang menguji resistance level 6,230 hingga 6,260. Akan tetapi stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi membawa indeks terkoreksi menuju support level 6,160. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, menguat terbatas.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,181. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpotensi untuk berlanjut dengan kembali menguji 6,160. Stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi membawa indeks terkoreksi. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 6,210. Hari ini diperkirakan indeks kembali bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah terbatas
IHSG Menguat 0.64%, Tembus 6,200. IHSG berakhir menguat 0.64% ke level 6.221,01 pada perdagangan kemarin, level penutupan tertinggi sejak 24 April 2018, setelah sempat bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan. Tujuh dari sembilan sektor mendorong penguatan IHSG, dipimpin sektor properti (+2,69%) dan barang konsumen (+1,61%). IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan bursa utama Asia seperti Hang Seng (-0.26%), Shanghai Composite (-0.04%), dan Kospi (- 0.81%) menyusul kekhawatiran penurunan prospek pendapatan Apple yang mendorong kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global sehingga investor cenderung menghindari aset berisiko.
Sempat dibuka melemah di awal perdagangan kemarin, indeks akhirnya ditutup menguat di level 6,221. Indeks berpeluang untuk dapat melanjutkan penguatannya setelah melewati resistance level 6,210, di mana berpeluang menuju level berikutnya di 6,245 hingga 6,275. Akan tetapi stochastic yang mengalamioverbought berpotensi menghambat laju penguatan indek yang jika berbalik melemah dapat menguji 6,185. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, menguat terbatas.
IHSG Menguat 1.29% Di Pekan Pertama 2019. IHSG ditutup menguat 0.86% di level 6,274.54 pada perdagangan akhir pekan lalu, melanjutkan penguatan pada hari sebelumnya. Enam dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir menguat, dipimpin sektor pertambangan (+3.60%) dan keuangan (+1.07%). Selama sepekan pertama di 2019, IHSG telah menguat 1.29% dan asing mencatatkan net buy sebesar Rp 788 Miliar. IHSG menguat menyusul penguatan mayoritas emerging market setelah pemerintah China mengumumkan rencana perundingan baru perdagangan dengan pemerintah AS.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup menguat berada di level 6,274. Indeks tampak sedang bergerak melewati resistance level 6,245, di mana berpeluang untuk melanjutkan penguatannya menuju level berikutnya di 6,300 hingga 6,320. MACD berada pada kecenderungan menguat. Akan tetapi stochastic yang mengalami overbought berpotensi menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji 6,245. Hari ini diperkirakan indek kembali fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG Menguat 1.39% Selama Sepekan. IHSG ditutup menguat 0.52% pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan lalu. Tujuh dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir menguat, didorong sektor industri dasar dan kimia (-1.48%) dan sektor aneka industri (-1.29%). IHSG menguat di tengah penguatan bursa Asia lainnya seperti indeks Nikkei 225 Jepang (+0.97%), Shanghai Composite (+0.74%), dan Hang Seng Hong Kong (+0.55%) setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk bersabar terkait kebijakan suku bunga. Selama sepekan, IHSG menguat 1.39% dan asing catatkan net buy sebesar Rp 3.25 Triliun.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin kembali ditutup menguat berada di level 6,361. Indeks berpeluang untuk dapat melanjutkan penguatannya menuju resistance level 6,380 hingga 6,410. Stochastic dan MACD berada pada kecenderungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 6,330. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 6,336. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpotensi berlanjut menguji kembali support level 6,300. Stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menuju resistance level 6,380. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah terbatas.
IHSG Naik +0.2%. IHSG ditutup naik +0.2% ke 6,287 pada perdagangan awal pekan. Sektor agrikultur (+1.95%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan sektor aneka industri (-1.87%) turun paling dalam. Saham UNVR, TLKM, dan BBCA menjadi market leader sedangkan saham ASII, HMSP dan UNTR menjadi market laggard. Kenaikan IHSG tersebut dipicu oleh sentimen positif penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan juga penguatan bursa regional dimana pasar memperhatikan perundingan dagang antara AS dan China.
IHSG pada perdagangan kemarin mampu ditutup menguat berada di level 6,287. Akan tetapi di sepanjang perdagangan, tampaknya indeks mengalami tekanan jual, di mana berpotensi mengalami koreksi jangka pendek menuju support level 6,245 hingga 6215. Candle yang membentuk formasi shoong star berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji 6,320. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, melemah terbatas.
Sempat dibuka menguat pada awal perdagangan kemarin, IHSG akhirnya ditutup melemah di 6,262. Indeks berpotensi untuk kembali melanjutkan pelemahannya menuju support level 6,220 hingga 6,185. Stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa IHSG melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 6,295. Hari diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung melemah terbatas.
IHSG Melemah -0.39%. IHSG turun -0.39% ke 6,262 akibat aksi ambil untung setelah penguatan tiga hari berturut-turut dengan sektor consumer goods (-1.75%) mengalami koreksi terbesar. Saham TLKM, FREN dan BBRI menjadi market leader sedangkan saham UNVR, HMSP dan BMRI menjadi market laggard. Adapun bursa regional ditutup bervariasi dengan pasar memperhatikan perundingan dagang antara AS dan China.
IHSG Rebound 0.15%. IHSG ditutup rebound dengan penguatan 0,15% di level 6.272, setelah dibuka melemah 0,39% pada hari sebelumnya. Tujuh dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir menguat, didorong sektor pertanian (+1,80%), dan sektor properti (+0,77%). IHSG menguat seiring dengan penguatan bursa saham Asia dan emerging markets karena harapan hasil positif dari pembicaraan perdagangan AS-China mendorong sentimen aset berisiko. indeks Nikkei 225 Jepang (+1,1%), indeks Shanghai Composite (+0,71%), dan indeks Hang Seng (+2,27%).
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat tipis berada di level 6,272. Indeks tampak sedang mengalami konsolidasi dan berpotensi berlanjut menuju support level 6,250 hingga 6,220. Stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat, dapat menguji resistance level 6,315. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah terbatas.
IHSG Kembali Menguat. IHSG kembali melanjutkan penguatan dan ditutup naik +0.9% ke 6,328. Delapan dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori positif, didorong sektor konsumer dengan penguatan +1.96%, disusul sektor industri dasar yang menguat +1.79%. Di sisi lain, sektor pertanian melemah -0.37%. Saham UNVR, TLKM dan BMRI menjadi market leader sedangkan saham AMRT, ISAT dan POLL menjadi market laggard. Masuknya dana asing ke bursa serta penguatan Rupiah menjadi sentimen positif bagi indeks ditengah bervariasinya bursa Asia menantikan hasil perundingan dagang antara AS dan China.
IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,328. Indeks berpeluang untuk kembali melanjutkan penguatannya menuju resistance level IDR 6,355 hingga 6,385. MACD bergerak cenderung menguat, sementara stochastic juga berada di wilayah netral dengan kecnedrungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat melanjutkan konsolidasi menguji 6,300. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cednerung menguat terbatas.
KLBF is Indonesias largest pharmaceutical company with market share of 11%. KLBFs consolidated net sales increased by 3.9% yoy to IDR 15.7 trillion in 9M18 (IDR 5.3 trillion in 3Q18 vs IDR 5.4 trillion in 2Q18). Net income was IDR 1.8 trillion in 9M18, a slight increase of 1.4% yoy. We set KLBF price target at IDR 1,700, which the price target reflects PER 19E 30.45x.
IHSG Melemah -0.39%. IHSG melemah di awal pekan dan ditutup turun -0.39% ke 6,336. Tujuh dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori negatif, terutama aneka industri (-1.24%). Di sisi lain, sektor pertambangan naik +0.11%. Saham BBRI, TELE dan PNBN menjadi market leader sedangkan saham HMSP, UNTR dan BBCA menjadi market laggard. Pelemahan IHSG terjadi seiring dengan bursa Asia setelah rilis data ekonomi China yang berada dibawah ekspektasi.
Selama perdagangan minggu lalu, IHSG menguat +1.36% ke 6,448 dengan sektor infrastruktur (+3.13%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan pertanian (- 0.90%) mengalami koreksi terdalam. Investor asing mencatatkan beli bersih senilai IDR 6.39 triliun. Pergerakan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah, rilis data ekonomi global dan keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di kisaran 6%.
IHSG ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 6,448. Indeks tampak sedang menguji resistance level 6,450, di mana berpotensi mengalami konsolidasi dengan bergerak menguji support level 6,420. Stochastic yang mengalami bearish crossover di wilayah overbought berpotensi membawa indeks terkoreksi. Namun jika indeks berbalik menguat, dapat menguji 6,480.
IHSG ditutup menguat tipis 0,04% di level 6.450,83 pada penutupan perdagangan di awal pekan ini kemarin, melanjutkan reli sejak lima hari lalu. Sektor pertanian (+3.72%) dan sector pertambangan (+0.81%) menjadi pendorong utama kenaikan indeks. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 443.67 Miliar, melanjutkan reli aksi net buy selama enam belas hari berturut-turut. Sejak awal tahun 2019, IHSG telah menguat 4.14% dan asing mencatatkan net buy sebesar Rp 10.88 Triliun.
IHSG kembali ditutup menguat tipis pada perdagangan kemarin berada di level 6,450. Indeks juga sempat menguji resistance level 6,480, namun belum mampu melewatinya. Hal ini berpotensi membawa indeks melanjutkan konsolidasi dengan bergerak menguji support level 6,420. Stochastic yang mengalami bearish crossover di wilayah overbought berpotensi membawa harga bergerak melemah.
IHSG Menguat +0.27%. Berada di teritori negatif sepanjang perdagangan, IHSG berbalik ditutup naik +0.27% di 6,468 dengan sektor industri dasar (+1.42%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan pertambangan (-1.71%) mengalami koreksi terdalam. Saham BBCA, BDMN dan HMSP menjadi market leader sedangkan saham ASII, BBRI dan TLKM menjadi market laggard. Penguatan IHSG terjadi ditengah koreksi bursa regional setelah IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
IHSG Naik 1.15%. IHSG ditutup menguat 1,15% di level 6,408 pada penutupan perdagangan kemarin, level tertinggi IHSG sejak Maret tahun lalu. Delapan dari sembilan sektor dalam IHSG mendorong kenaikan, dipimpin sektor industri dasar dan kimia (+2,43%) dan properti (+1,87%). Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,9 Triliun, melanjutkan reli selama dua belas hari berturut -turut. IHSG menguat walau rilis angka neraca perdagangan berada di bawah konsensus seiring kenaikan bursa regional lainnya seiring kenaikan saham-saham China setelah Pemerintah China mengisyaratkan akan melancarkan lebih banyak stimulus untuk menunjang ekonomi negara tersebut, sehari setelah rilis data perdagangan yang lebih lemah dari perkiraan.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 6,408. Indeks berpeluang untuk melanjutkan penguatanya dan bergerak menuju resistance level 6,445. White closing marubozu yang terbentuk dengan volume yang tinggi memberikan peluang untuk menguat. Namun jika harga berbalik melemah dapat menguji support level 6,380. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, menguat terbatas.
Bergerak Fluktuatif, IHSG Naik +0.07%. Bergerak fluktuatif, IHSG akhirnya ditutup naik tipis +0.07% ke 6,413. Sektor aneka industri (+1.27%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan sektor consumer goods (-1.1%) mengalami koreksi terdalam. Saham TLKM, BBNI dan ASII menjadi market leader sedangkan saham UNVR, CPIN dan TBIG menjadi market laggard. Adapun bursa Asia ditutup bervariasi ditengah ketidakpastian Brexit setelah proposal perjanjian British Exit ditolak oleh Parlemen Inggris.
IHSG ditutup menguat tipis pada perdagangan kemarin berada di level 6,413. Indeks juga sempat menguji support level 6,380, namun belum mampu melewatinya, di mana memberikan peluang untuk kembali bergerak menguat menuju resistance level 6,445. Namun jika indeks berbalik melemah dapat mengalami konsolidasi dengan menguji support level 6,380. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, cenderung menguat terbatas.
IHSG mampu ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,468. Indeks berpeluang untuk dapat melanjutkan penguatannya setelah belum mampu melewati support level 6,425. Di mana berpeluang menuju resistance level 6,500 hingga 6,525. Akan tetapi stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli, berpotensi membawa indeks terkoreksi menguji 6,425. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, cenderung menguat terbatas.
Indonesia Composite Bond Index kemarin, 23 Januari 2019, ditutup naik 0,07% ke level 240,69 setelah terjadi apresiasi Rupiah. Adapun nilai volume transaksi SBN pada perdagangan terakhir naik ke level Rp 10,61 triliun dengan seri FR0068 kembali menjadi seri yang paling banyak diperdagangkan dengan total volume senilai Rp 2,51 triliun. Hari ini, pergerakan harga SBN secara umum di pasar sekunder diprediksi masih akan cenderung mendatar. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak pada kisaran Rp 14.107 – Rp 14.173, sedangkan yield benchmark 10 tahun (FR0078) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak di rentang 8,05% - 8,07%.
IHSG Turun -0.37%. IHSG ditutup melemah -0.37% ke 6,458 pada perdagangan awal pekan dengan sektor properti –1.72% mengalami koreksi terbesar. Adapun sektor industri dasar mengalami kenaikan tertinggi yaitu +1.51%. Saham JPFA, CPIN dan BRPT menjadi market leader sedangkan saham TLKM, UNVR dan BMRI menjadi market laggard. Pelemahan IHSG didorong oleh aksi profit taking. Adapun bursa regional ditutup bervariasi setelah rilis data ekonomi China yang berada dibawah ekspektasi.
IHSG Lanjut Menguat 0.16%. IHSG ditutup menguat 0,16% di level 6.423,78, melanjutkan reli kenaikan selama tiga hari berturut-turut pasca keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan 7-DRR BI di kisaran 6%. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1.61 Triliun, melanjutkan reli selama 14 hari berturut-turut sejak awal tahun 2019. IHSG menguat di tengah fluktuasi bursa Asia di mana Indeks Nikkei 225 Jepang (-0.2%) dan Shanghai Composite (-0.42%) ditutup melemah sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan (+0.05%) ditutup naik tipis.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin melanjutkan penguatan yang terjadi sehari sebelumnya. Indeks juga sempat mencoba untuk melewa, resistance level 6,445, namun belum mampu. Hal tersebut berpotensi bagi indeks mengalami koreksi menuju support level 6,380. Stochastic yang mengalami bearish crossover berpotensi membawa indeks melemah. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung melemah terbatas.
Sempat dibuka menguat pada perdagangan kemarin, IHSG akhirnya ditutup melemah berada di level 6,458. Indeks juga sempat menguji resistance level 6,500, namun belum mampu melewatinya. Hal tersebut berpotensi membawa indeks mengalami koreksi menuju support level 6,410 hingga 6,355. Stochastic yang mulai bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa harga melemah. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, cenderung melemah terbatas.
IHSG Melemah 0.34%. IHSG ditutup melemah 0.34% di level 6.436 pada perdagangan kemarin, setelah sempat dibuka menguat tipis. Sektor perdagangan dan jasa (-1.25%) dan properti (-0.98%) menjadi pendorong utama pelemahan indeks. IHSG melemah seiring dengan bursa saham emerging market lainnya di tengah kekhawatiran pelaku pasar menjelang perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pada 30-31 Januari. Walau demikian, asing mencatatkan net buy sebesar Rp 607.51 miliar pada perdagangan kemarin.
IHSG Patahkan Reli Penguatan. IHSG ditutup melemah 0.27% ke level 6,451 pada perdagangan kemarin, mengakhiri reli penguatan selama enam hari berturut-turut. Sektor keuangan (-1.09%) menjadi pendorong utama penurunan IHSG. Asing mencatatkan net sell Rp 142.34 Miliar, mengakhiri reli selama 17 hari berturut-turut. IHSG melemah seiring dengan pelemahan bursa Asia seiring kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi global dan perang perdagangan ChinaAS yang sedang berlangsung menjauhkan investor dari aset berisiko.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,451. Indeks tampak sedang melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama sepekan terakhir dan berpotensi untuk berlanjut menuju support level 6,420. Bearish crossover yang terjadi pada stochastic berpotensi membawa indeks terkoreksi. Namun jika indeks bergerak menguat, dapat menguji resistance level 6,500. Hari ini diperkirakan indeks kembali vergeak fluktuatif, cenderung melemah terbatas.
IHSG ditutup naik +0.24% ke 6,466. Enam dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori positif, dipimpin sektor aneka industri yang menguat +2.42% dan industri dasar yang naik +0.66%. Adapun tiga sektor lainnya melemah, didorong oleh sektor infrastruktur yang melemah -0.89%. Kenaikan IHSG didorong oleh penguatan bursa regional, aksi beli investor asing dan antisipasi pasar terhadap rilis kinerja emiten untuk tahun 2018.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 6,466. Indeks tampak kembali melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama lebih dari sepekan terakhir dan berpeluang untuk berlanjut menuju resistance level 6,500. Akan tetapi stochastic yang mengalami overbought berpotensi menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji 6,420.
IHSG Menguat 0.58% Selama Sepekan. IHSG ditutup menguat 0.29% di level 6.485 pada perdagangan menjelang akhir pekan lalu. Sektor pertanian (+1.80%) dan sektor properti (+1.13%) menjadi pendorong utama kenaikan IHSG. IHSG menguat di tengah penguatan indeks bursa Asia lainnya seperti Indeks Nikkei 225 Jepang (+0.97%), Indeks Shanghai Composite (+0.39%), dan Indeks Hang Seng Hong Kong (+1.65%). Selama sepekan lalu, IHSG menguat 0.58% dan asing mencatatkan net buy sebesar Rp 371.89 Miliar.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin mampu ditutup menguat berada di level 6,482. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpeluang untuk berlanjut menguji kembali resistance level 6,500. Akan tetapi stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji 6,455. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, cenderung menguat terbatas.
Sering dengan perlambatan ekonomi global akibat perang dagang AS-Tiongkok serta kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada 2018, diprediksi pertumbuhan ekonomi global tahunan,yang mana sebagian besar rilis pada bulan Februari, ikut melambat bila dibandingkan dengan tahun 2017
KONDISI EKONOMI INDONESIA.
” Pada bulan ini, Indonesia akan merilis pertumbuhan ekonomi kuartal-IV sekaligus pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018, diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-IV 2018 adalah sebesar 5,05%, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 5,15%. Angka ini sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2017, namun lebih rendah dibanding target pemerintah sebesar 5,20%. Di sisi lain, Nilai Tukar Rupiah akan cenderung stabil di level Rp 14.001 - Rp 14.117.”
IHSG pada perdagangan kemarin mampu ditutup menguat berada di level 6,464. Indeks tampak kembali melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama lebih dari sepekan terakhir dan berpeluang berlanjut menguji kembali resistance level 6,500. Namun MACD yang mengalami death cross berpotensi menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji 6,425. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, cenderung menguat terbatas.