Ekonomi Global
“Pada bulan September, diperkirakan The Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya di tanggal 26 September 2018 dari level 1,75% - 2,00% ke level 2,00% -2,25%. Secara umum, kondisi perekonomian akan cenderung lebih tenang setelah sebelumnya terjadi gejolak akibat krisis Turki. Tidak hanya itu, dengan adanya perjanjian-perjanjian dagang antara AS dengan mitra dagangnya akan membuat tensi perang dagang cenderung rendah”
Ekonomi Indonesia
”Pada Bulan September, diperkirakan Rupiah cenderung melemah secara terbatas, karena dampak dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang tidak terlalu besar karena sudah diantisipasi oleh pasar. BI juga berkemungkinan tidak akan menaikkan 7-DRR karena antisipasi BI sudah dilakukan pada bulan Agustus. Inflasi Indonesia akan cenderung stabil pada bulan September ini”
Sempat dibuka menguat di awal perdagangan kemarin, indeks akhirnya ditutup melemah berada di level 5,967. Indeks berpotensi untuk kembali melanjutkan pelemahannya menuju support level 5,925 hingga 5,895. Stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa indeks kembali melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji 6,000. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, cenderung melemah terbatas.
Pada hari Rabu, 12 September 2018, pemerintah akan mengadakan lelang Surat Utang Negara (SUN) dengan target Rp 10 - 20 triliun. Adapun seri SUN yang akan dilelang ialah SPN03181213 (New Issuance), SPN12190913 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening), dan FR0076 (Reopening).
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 5,831. Indeks berpeluang untuk mengalami konsolidasi dengan bergerak menuju resistance level 5,870 hingga 5,890. Stochastic yang mengalami bullish crossover memberikan peluang untuk menguat. Namun jika indeks berbalik melemah, dapatmenguji support level 5,800. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, dengan kecederungan menguat terbatas.
IHSG Melemah 0.57%. IHSG ditutup melemah 0.57% ke level 5,798, setelah sempat dibuka menguat dan bergerak rebound hingga pergantian sesi. Sektor keuangan (-1.99%) dan industri dasar dan kimia (-1.13%) menjadi pendorong utama pelemahan diantara lima sektor IHSG yang melemah kemarin. Saham-saham perbankan seperti BBCA (-3.4%), BMRI (-3.0%), dan BBRI (-2.0%) menjadi top market laggard setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan tingkat suku bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valuta asing. Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 684.4 Miliar, melanjutkan reli selama delapan hari berturut-turut.
Setelah sempat bergerak menguat di awal perdagangan kemarin, IHSG akhirnya ditutup melemah berada di level 5,798. Kegagalan indeks melewati 5,840 berpotensi untuk mengalami konsolidasi dengan bergerak menuju support level 5,700. Namun stochastic yang berada pada kecenderungan menguat berpeluang menghambat laju pelemahan indeks yang jika berbalik menguat dapat menuju 5,840. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktua@f, cenderung melemah terbatas.
IHSG Naik 1.04%. IHSG menguat +1.04% ke 5.858 dipicu oleh kenaikan saham perbankan antara lain BBRI, BMRI, BDMN dan BBNI. Sektor infrastruktur (+2.05%) mengalami kenaikan terbesar dipicu oleh penguatan saham TLKM sedangkan sektor pertanian (-1.05%) mengalami koreksi terdalam. Kenaikan IHSG tersebut seiring dengan bursa Asia setelah adanya kabar perundingan dagang antara AS dan China.
IHSG mampu ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 5,858. Indeks berpeluang untuk melanjutkan penguatannya dan bergerak menuju resistance level 5,890. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah maka berpotensi menguji support level 5,830 hingga 5,810. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Bursa Global Melemah. IHSG ditutup terkoreksi -1.8% ke 5.824 dengan semua sektor melemah terutama sektor aneka industri (-3.07%) dan infrastruktur (-2.5%). Saham BNII, MEDIA dan PNBN menjadi market leader pada perdagangan kemarin sedangkan saham BMRI, BBRI dan TLKM menjadi market laggard. Koreksi IHSG dipengaruhi rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit USD 1.02 miliar di bulan Agustus, membaik dibandingkan USD 2.03 miliar di Juli sebelumnya. Pelemahan IHSG seiring dengan bursa regional akibat sentimen negatif konflik dagang setelah kabar kemungkinan AS mengenakan tarif impor senilai USD 200 miliar atas produk China pada pekan ini.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 5,824. Indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya setelah melewati support level 5,865, di mana berpotensi menuju level berikutnya di 5,780. Namun upside gap three method yang terbentuk pada candle berpeluang untuk menghambat laju pelemahan indeks yang jika berbalik menguat dapat menguji resistance level 5,865. Hari ini diperkirakan indeks fluktuatif, melemah terbatas.
IHSG Melemah 0.21%. IHSG ditutup melemah 0.21% di level 5,811.79, gagal melanjutkan rebound di awal pekan. Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG ditutup melemah, dengan tekanan terbesar dari sektor properti (-1.48%) dan sektor konsumer (-1.21%). IHSG melemah di saat bursa saham lain di kasawan Asia tenggara juga mayoritas melemah, dengan indeks FTSE Straits Times (- 0.18%), indeks FTSE Malay KLCI (-0.60%), dan indeks PSEi Filipina (-1.71%) ditutup turun. Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 196.83 Miliar.
IHSG ditutup turun tipis cenderung bertahan flat 0.01% di level 6,018, setelah bergerak di bawah level 6,000 sejak awal hingga menjelang akhir perdagangan. Lima dari sembilan indeks sektoral menguat, dipimpin oleh industri dasar dan kimia (+1.43%). Sedangkan sektor aneka industri (-2.45%) serta properti (-1%) memimpin pelemahan dan menekan laju kenaikan IHSG. Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 434.74 Miliar. Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 0.83% dan asing mencatatkan net buy Rp 1.02 Triliun.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup melemah tipis berada di level 6,018. Indeks berpotensi untuk mengalami konsolidasi dan mencoba untuk bertahan di atas EMA 50. Stochastic yang mengalami bearish crossover berpotensi membawa indeks kembali terkoreksi menuju support level 5,990 hingga 5,965. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji 6,060. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktua"f dengan kecenderungan melemat terbatas.
IHSG Terkoreksi -0.85%. IHSG ditutup turun di perdagangan awal pekan -0.85% ke 5,967 dipengaruh pelemahan nilai tukar Rupiah yang menembus IDR 14,800 dan rilis data BPS yang menunjukkan deflasi sebesar 0.05% pada bulan Agustus 2018. Seluruh sektor mengalami koreksi terutama sektor industri dasar (-1.91%) dan aneka industri (-1.79%). Pelemahan IHSG seiring dengan bursa Asia akibat kecemasan perang dagang AS dengan China.
IHSG Terkoreksi Sebanyak 1.04%. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 1.04% ke level 5,905 pada akhir perdagangan hari kedua pekan ini ditengah bayang-bayang pelemahan rupiah. Hampir semua sektor tercatat melemah kecuali sektor industri bahan konsumsi yang berhasil di zona hijau sebesar +0.26%. Sementara itu sektor yang melemah paling dalam adalah sektor industri dasar dan kimia yang turun sebanyak 2.45%. saham-saham yang menjadi market laggard adalah BBRI, TLKM, BBNI, BMRI, TPIA sedangan market leader adalah HMSP, UNVR, GGRM, TOPS, MKPI.
ACES membukukan laba bersih IDR 426 miliar 1H18, naik +29.8% YoY (IDR 217.1 miliar 2Q18; +3.9% QoQ). Tumbuhnya laba didukung oleh kenaikan pendapatan sebesar +22.6% YoY ke IDR 3.38 triliun dengan kenaikan penjualan di semua segmen yang didukung oleh penambahan gerai serta promosi yang dilakukan perseroan. Kami merekomendasikan Buy untuk saham ACES dengan target price IDR 1,535. Target price tersebut mencerminkan PER’19E sebesar 28.63x dan PBVR’19E sebesar 6.12x.
IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 5,905. Indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya setelah melewati support level yang berada 5,940, di mana berpotensi menuju level berikutnya di 5,865. MACD yang mengalami death cross berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 5,940. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, cenderung melemah.
IHSG Turun 3.76%. IHSG ditutup turun 3.76% ke level 5,683.50, setelah dibuka turun membentuk gap down hampir 1% di level 5,868.78. Seluruh indeks sektoral IHSG melemah dengan sektor barang konsumen (-4.17%), industri dasar dan kimia (-3.99%), dan aneka industri (-3.90%) mencatatkan penurunan paling dalam. Saham-saham blue chip seperti BBRI (-5.8%), HMSP (-4.5%), BBCA (-3%), UNVR (-5.4%), dan TLKM (-4.4%) menjadi pendorong utama penurunan IHSG. Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 877.36 Miliar. IHSG melemah dipicu kekhawatiran terhadap pelemahan Rupiah yang menyentuk level terendah sejak krisis 1998 silam dan pengurangan porsi portofolio asing menyusul kondisi ekonomi beberapa negara berkembang seperti Turki, Argentina, dan Afrika Selatan.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 5,683. Indeks berpotensi untuk kembali melanjutkan pelemahannya menuju support level 5,580. Death cross yang terjadi pada MACD berpotensi membawa indeks melemah, namun stochastic yang mulai memasuki wilayah oversold berpeluang menghambat laju pelemahan indeks. Hari ini diperkirakan indeks kembali bergerak pada kecnedrungan melemah.
IHSG Naik +1.63%. IHSG ditutup naik +1.63% setelah koreksi signifikan sehari sebelumnya yang disebabkan oleh pelemahan nilai tukar Rupiah. Seluruh sektor mengalami penguatan terutama sektor industri dasar (+2.46%) dan keuangan (+2.00%). Investor asing masih membukukan penjualan senilai IDR 967.25 miliar sehingga total penjualan tahun perdagangan 2018 mencapai IDR 52.8 triliun. Penguatan IHSG terjadi ditengah koreksi bursa Asia akibat kecemasan krisis nilai tukar negara-negara berkembang
IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 5,776. Indeks tampak sedang mencoba untuk bertahan di atas support level 5,635, di mana berpeluang untuk kembali bergerak menguat menuju resistance level 5,835. Stochas#c yang mengindikasikan terjadinya bullish crossover memberikan peluang untuk menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 5,690. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktua#f, cenderung menguat terbatas.
IHSG ditutup menguat 1.30% di level 5.851,46 pada perdagangan menjelang akhir pekan lalu. Delapan dari sembilan sektor pada IHSG ditutup menguat, dengan sektor aneka industri (+4.42%) dan sektor barang konsumen (+2.89%) memimpin penguatan. Walau mencatatkan penguatan dua hari berturut-turut, secara mingguan IHSG melemah 2.77% setelah sempat melemah hingga 3.76% pada hari Rabu (05/09) lalu. Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 2.86 Triliun sepanjang pekan lalu, melanjutkan reli sejak akhir bulan Agustus 2018.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 5,851. Indeks berpeluang untuk dapat melanjutkan penguatannya dan bergerak menuju resistance level 5,890. Stochastic yang mengalami bullish crossover dan meninggalkan wilayah oversold memberikan peluang terjadinya penguatan. Namun MACD yang cenderung melemah berpotensi menghambat laju penguatan indeks.
IHSG Melemah -0.35%. IHSG ditutup melemah -0.35% ke 5.831 akibat minimnya sentimen positif dipasar. Selain itu pasar juga mengkhawatirkan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD. Pada perdagangan Senin, sektor agrikultur (+0.51%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan sektor keuangan (-0.66%) mengalami koreksi terdalam. Saham UNVR, TPIA dan INCO Menjadi market leader sedangkan saham HMSP, BBRI dan BBCA menjadi market laggard
IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 5,811. Indeks berpotensi untuk mengalami konsolidasi dan kembali menguji support level 5,780. MACD berada pada kecenderungan melemah, sementara stochas%c juga mengindikasikan terjadinya bearish crossover. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 5,840. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktua%f, cenderung melemah terbatas.
IHSG Naik +1.06%. IHSG rebound dan ditutup naik 1.06% ke 5.873 setelah terkoreksi selama dua hari. Kenaikan IHSG tersebut mengikuti bursa Asia yang juga menguat seiring meredanya kecemasan perang dagang. Sektor aneka industri (+4.6%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan sektor agrikultur (-1.14%) mengalami koreksi terbesar. ASII, HMSP dan BBRI menjadi market leader pada perdagangan kemarin sedangkan saham TAMU, TLKM dan PGAS menjadi market laggard.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 5,931. Indeks tampak sedang bergerak melewati EMA 50, di mana berpeluang untuk berlanjut menuju level berikutnya di 5,960. MACD yang mengalami golden cross memberikan peluang untuk menguat. Namun jika indeks berbalik melemah berpotensi menguji support level 5,910. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
IHSG Menguat +0.45% Pekan Lalu. Selama sepekan terakhir, IHSG mengalami kenaikan sebesar +0.45% dan ditutup di 5,957.74. Sektor industri dasar (+2.74%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan sektor agrikultur (-2.43%) mengalami koreksi terdalam. Pergerakan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh rilis data neraca perdagangan Indonesia, menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan konflik dagang antara AS dengan China. Untuk pekan ini, pasar akan menantikan hasil RDG Bank Indonesia dan pertemuan FOMC mengenai kebijakan suku bunga acuan the Fed.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 5,957. Indeks berpotensi mengalami konsolidasi dengan bergerak menuju support level 5,930. Munculnya doiji star pada candle menunjukkan keraguan pelaku pasar terhadap kenaikan indeks. Sementara stochastic mulai memasuki wilayah overbought. Akan tetapi MACD yang mengalami golden cross berpeluang menghambat laju pelemahan indeks. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuaf, melemah terbatas.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 5,882. Indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya setelah bergerak melewati support level 5,910, di mana berpotensi menuju level berIkutnya di 5,850 hingga 5,825. Evening doji star yang terbentuk pada candle berpotensi membawa indeks melemah. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah terbatas.
IHSG Menguat 1.36% Pekan Lalu. IHSG ditutup naik 1.25% ke level 5,931, melanjutkan rebound selama dua hari berturut-turut pada penutupan menjelang akhir pekan lalu. Seluruh indeks sektoral IHSG mencatatkan penguatan dengan sektor infrastruktur (+2.19%), aneka industri (+2.07%), dan perdagangan dan jasa (+1.39%). Saham-saham yang menjadi pendorong utama kenaikan IHSG antara lain TLKM (+4.06%), BBRI (+2.33%), BMRI (+2.66%), dan ASII (+2.12%). Asing mencatatkan net buy Rp 270.73 Miliar, mematahkan reli net sell sejak akhir bulan Agustus 2018 lalu. Selama pekan lalu, IHSG menguat 1.36% dan asing mencatatkan net sell sebesar Rp 747.62 Miliar. Secara YTD 2018, IHSG telah turun 6.68% dan asing mencatatkan net sell sebesar Rp 53.8 Triliun.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup menguat berada di level 5.931. Indeks berpeluang untuk kembali melanjutkan penguatannya setelah bergerak melewati EMA 20, di mana berpeluang menuju resistance level 5,970. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika harga berbalik melemah dapat menguji support level 5,895. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG Melemah Di Awal Pekan. IHSG ditutup melemah 1.27% di level 5,882.22, mematahkan reli penguatan yang mampu dibukukan pada pekan lalu setelah sempat dibuka naik tipis. Sektor barang konsumen (-1.59%), pertambangan (-1.56%), dan infrastruktur (-1.53%) memimpin pelemahan seluruh sembilan sektor pada IHSG. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 587.3 Miliar. IHSG melemah seiring dengan pelemahan indeks MSCI Asia (-1.1%) dan Hang Seng Hong Kong (- 1.62%) Bursa Asia utama lain seperti Jepang, China, dan Korea Selatan tutup karena libur.
IHSG Melemah -0.13%. IHSG ditutup turun -0.13% ke 5.874 dengan sektor industri dasar (-1.58%) dan properti (-0.63%) memimpin pelemahan. Namun, empat sektor lainnya, dipimpin sektor tambang yang menguat +0.99%, mampu naik sekaligus membatasi pelemahan IHSG. Pelemahan IHSG seiring dengan emerging market lainnya akibat kecemasan perang dagang antara AS dan China setelah berlakunya tarif impor baru.
Monthly Outlook
KONDISI EKONOMI GLOBAL
“Tensi perang dagang pada bulan Oktober diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan buntunya negosiasi AS dengan mitra dagangnya seperti Kanada dan Tiongkok. Apabila mandeknya negosiasi dengan Tiongkok masih berlanjut bulan Oktober, maka diperkirakan AS akan mengenakan kembali tarif kepada USD 267 miliar barang Tiongkok. Di sisi lain, tekanan global terhadap pasar negara berkembang diperkirakan akan semakin lemah seiring dengan pulihnya perekonomian Argentina dan Turki”
IHSG Lanjut Menguat 0.98%. IHSG ditutup menguat 0.98% di level 5,931 melanjutkan penguatan hari sebelumnya. Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG ditutup menguat, dengan dorongan terbesar dari sektor industri dasar dan kimia (+1.82%) dan sektor barang konsumen (+1.21%). IHSG menguat di tengah penguatan bursa saham Asia lain seperti Nikkei 225 Jepang (+0.01%0, Hang Seng Hong Kong (+0.26%), dan Kospi Korea Selatan (+0.65%). Asing melanjutkan net buy Rp 221.46 Miliar.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah tipis berada di level 5,874. Indeks juga sempat menguji support level 5,874, namun belum mampu melewatinya. Hal tersebut memberikan peluang untuk mengalami konsolidasi dengan bergerak menuju resistance level 5,910. MACD yang mengalami golden cross memberikan peluang untuk menguat, namun stochastic yang mengalami bearish crossover berpotensi menghambat. Hari ini diperkirakan indeks fluktuatif menguat terbatas.
IHSG Naik +0.95%. IHSG menguat +0.95% ke 5.929 dengan sektor consumer goods (+2.20%) membukukan kenaikan terbesar. Sektor pertanian (-0.27%) menjadi satu-satunya sektor yang melemah. Saham HMSP, BBRI dan UNVR menjadi market leader sedangkan saham BBCA, MAPA dan NIKL menjadi market laggard. Kenaikan IHSG tersebut merespon hasil RDG Bank Indonesia yang menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5.75%.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 5,929. Indeks berpeluang untuk melanjutkan penguatannya dan bergerak menuju resistance level 5,960 hingga 5,985. MACD berada pada kecenderungan menguat, sementara munculnya white opening marubozu juga memberikan peluang untuk menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 5,910. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG Flat Menjelang Rilis The Fed. IHSG ditutup turun tipis 0.02% di level 5,873.27, melanjutkan koreksi selama tiga hari berturut-turut setelah sempat bergerak rebound di tengah sesi perdagangan. Sektor perdagangan dan jasa (-0.56%) dan barang konsumen (-0.43%) memimpin penekanan IHSG di antara lima sektor yang melemah. Asing mencatatkan net buy Rp 233.48 Miliar, melanjutkan reli selama lima hari berturut-turut. IHSG ditutup melemah menjelang rilis hasil rapat The Fed serta keputusan Rapat Dewan Gubernur BI terkait tingkat suku bunga acuan pada hari ini.
IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin setelah sempat bergerak menguat menguji resistance level 5,910. Indeks berpeluang untuk melanjutkan konsolidasi dan kembali menguji resistance level 5,910. MACD berada pada kecenderungan menguat, namun stochastic berpotensi menghabat laju penguatan indeks. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung menguat terbatas.