IHSG ditutup menguat 2.33% ke level 5,799.24
pada perdagangan menjelang akhir pekan kemarin setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate sebesar 50 basis poin
menjadi 5.25%. Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir menguat, dengan sektor industri dasar dan kimia (+3.17%) dan sektor pertambangan (+2.85%) memimpin kenaikan. Asing
mencatatkan net buy sebesar Rp 359.31 Miliar, mematahkan reli net sell selama tujuh hari berturut-turut.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup menguat berada di level 5,799. Indeks berpeluang untuk kembali melanjutkan penguatannya setelah mampu bergerak melewati resistance level 5,725, di mana berpeluang menuju level berikutnya di 5,885. Stochastic yang mengalami bullish crossover memberikan peluang untuk menguat.
EKONOMI GLOBAL
“Perang tarif antara AS dan mitra dagang diperkirakan akan semakin memanas, yang membuat perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia ke depan semakin melambat. Pada bulan Juli ini juga, Pemilu Italia akan digelar, dan menentukan volatilitas perekonomian Eropa”
EKONOMI INDONESIA
”Pelemahan Rupiah pada bulan Juli akan tertahan mengingat tingkat suku bunga Indonesia yang relatif sudah cukup tinggi akibat kenaikan 7-Days Repo Rate pada akhir Juni. Rupiah pun berkemungkinan akan kembali menguat ke level Rp 14.000 apabila situasi pasca Pemilu Italia menimbulkan ketidakpastian geopolitik Eropa.”
Pada perdagangan awal pekan, IHSG terkoreksi -0.9% ke 5,746 dipengaruhi oleh sentimen negatif dari melemahnya nilai tukar Rupiah serta terkoreksinya bursa regional akibat kecemasan perang dagang. Sektor aneka industri (-4.68%) mengalami koreksi terbesar sedangkan sektor consumer goods (+0.24%) menjadi satu satunya sektor yang menguat. Sementara itu, BPS merilis data inflasi Juni 2018 yang mencapai 0.59% dengan inflasi tahun kalender Januari-Juni 2018 tercatat sebesar 1.9%.
IHSG sempat dibuka menguat pada awal perdagangan kemarin, namun akhirnya indeks ditutup melemah berada di level 5,746. Indeks berpeluang untuk mengalami konsolidasinya dan kembali menguji resistance level terdekat di 5,790. Stochastic yang mengalami bullish crossover dan meninggalkan oversold memberikan peluang untuk menguat.
IHSG ditutup melemah 1.96% dibandingkan hari sebelumnya ke level 5,633,94. Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor industri dasar (- 3.89%), aneka industri (-3.06%), dan infrastruktur (-2.59%). Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 538.34 Miliar. IHSG ditutup melemah seiring dengan rilis data inflasi Juni (3.12% yoy) yang mencatatkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya (3.23%) yang mengindikasikan masih lambatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat. Selain itu juga, pasar juga masih menantikan penyesuaian pasca kenaikan suku bunga acuan minggu lalu terutama bagi sektor perbankan dan properti.
IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 5,633. Indeks tampak belum mampu untuk bertahan di atas support level 5,680, di mana berpotensi melanjutkan pelemahanya menuju level berikutnya di 5,585. Akan tetapi stochas,c yang mulai bergerak meninggalkan wilayah oversold berpeluang menghambat laju pelemahan indeks.
IHSG Menguat +1.77%.
IHSG mampu ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 5,733. Indeks tampak kembali bergerak di atas resistance level 5,680, di mana berpeluang untuk berlanjut menuju level berikutnya di 5,790. Stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah oversold memberikan peluang untuk menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji kembali 5,680.
IHSG ditutup naik 1.98% pada penutupan perdagangan kemarin ke level 5,807,
membentuk gap up dari penutupan pekan lalu. Seluruh indeks sektoral mencatatkan kenaikan,
dipimpin oleh sektor keuangan (+3.32%), sektor infrastruktur (+2.58%), dan sektor industri dasar
dan kimia (+2.47%). Saham-saham yang menjadi pendorong utama kenaikan antara lain BBCA
(+4.66%), BBRI (+5.99%), TLKM (+3.11%), BMRI (+1.98%), dan UNVR (+1.42%). Asing mencatatkan
net sell sebesar Rp 484.79 Miliar.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 5,807. Indeks berpeluang untuk melanjutkan penguatannya setelah bergerak melewa resistance level yang berada di 5,745, di mana berpeluang menuju level berikutnya di 5,870. MACD yang mengindikasikan terjadinya golden cross, memberikan peluang untuk menguat.
IHSG ditutup menguat 0.20% ke level 5,893.36, setelah sebelumnya sempat melemah sejak pembukaan pada perdagangan kemarin. Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir menguat dipimpin oleh sektor aneka industri (+3.45%), sedangkan empat sektor lainnya melemah dan menjadi penekan IHSG pada perdagangan hari ini, dipimpin oleh sektor perdagangan dan jasa (-0.36%). Asing kembali mencatatkan net buy pada perdagangan kemarin sebesar Rp 431.57 Miliar. IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan indeks utama Asia seperti Nikkei 225 Jepang (-1.19%), Hang Seng Hong Kong (-1.29%), Shanghai Composite (-1.76%), dan Kospi Korea Selatan (-0.59%).
Sempat dibuka melemah di awal perdagangan kemarin, IHSG akhirnya ditutup menguat tipis berada di level 5,893. Indeks tampak sedang mencoba untuk bertahan di atas EMA 20, di mana berpeluang untuk melanjutkan penguatannya menuju resistance level 5,950. MACD yang mengalami golden cross memberikan peluang untuk menguat, namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 5,830.
IHSG ditutup naik 0.61% ke level 5,944 pada penutupan perdagangan pekan lalu. Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG mencatatkan kenaikan, dipimpin oleh sektor keuangan (+1.13%), sektor pertambangan (+0.87%), dan sektor barang konsumen (+0.81%). Sepanjang pekan ini, IHSG telah naik sebesar 4.38% dari level 5,695 di penutupan perdagangan pekan sebelumnya. IHSG mencatatkan kenaikan mingguan pertama setelah turun selama tiga minggu berturut-turut. Asing melanjutkan net buy sebesar Rp 461.1 Miliar pada hari
Jumat (13/7) kemarin.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 5,944. Indeks tampak sedang menguji resistance level downtrend line, yang jika mampu melewatinya berpeluang menuju level berikutnya di 5,990 sekaligus menutup gap down yang pernah terjadi sebelumnya. MACD yang mengalami golden cross memberikan peluang untuk menguat.
Kementerian Keuangan dan Badan Anggaran (Banggar) DPR pada hari Rabu, 4 Juli 2018, menyetujui pagu indikatif anggaran Kementerian atau Lembaga (K/L) di RAPBN 2019 sebesar Rp 838,6 triliun atau menurun sebanyak 1,05% dari pagu anggaran tahun 2018, Rp 847,4 triliun. Di sisi lain, anggaran untuk subsidi BBM pada tahun 2019 disepakati meningkat dengan besaran subsidi sebesar Rp 1500 – 2000 per liter. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan subsidi pada tahun 2016 dan 2017 sebesar Rp 500 per liter. Menurut ekonom ADB, Eric Sugandi, di satu sisi kenaikan subsidi ini dapat merangsang daya beli masyarakat di tahun depan. Namun demikian, dikhawatirkan akan ada sentimen negatif dari lembaga rating karena pemerintah akan dianggap menghambat kemajuan reformasi energi.
IHSG ditutup naik 0.10% di level 5,739.33, setelah sempat dibuka melemah pada awal perdagangan kemarin. Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG mendorong kenaikan IHSG, dipimpin sektor tambang (+1.69%) dan infrastruktur (+1.32%). Adapun sektor barang konsumen (-1.14%) memimpin penekanan IHSG untuk naik lebih lanjut. IHSG menguat tipis di saat bursa utama Asia ditutup melemah dengan indeks Nikkei 225 Jepang (-0.78%), indeks Kospi Korea Selatan (-0.35%), indeks Shanghai Composite (-0.91%), dan indeks Hang Seng Hong Kong (-0.21%) ditutup turun. Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 137.03 Miliar.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat ps berada di level 5,739. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpotensi untuk berlanjut dengan bergerak menguji support level 5,680. MACD berada pada kecenderungan melemah, namun stochastic yang cenderung menguat berpeluang menghambat laju pelemahan indeks yang jika berbalik menguat dapat menguji resistance level 5,790.
Selama perdagangan minggu lalu, IHSG mengalami koreksi sebesar -1.8% dan ditutup di level 5,694 dengan sektor infrastruktur (+0.42%) mengalami kenaikan terbesar, sedangkan sektor industri dasar (-6.62%) mengalami koreksi paling dalam. Koreksi IHSG dipengaruhi oleh sen8men nega8f dari pelemahan nilai tukar Rupiah serta konflik dagang antara AS dengan negara-negara mitra dagang utamanya terutama China.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 5,694. Indeks tampak sedang melanjutkan konsolidasinya di mana berpotensi menguji support level 5,660. MACD bergerak cenderung melemah, namun jika indeks mampu berbalik menguat, dapat menguji resistance level 5,740.
IHSG kembali melanjutkan penguatan dan ditutup naik +0.25% di 5,907 dengan sektor infrastruktur (+1.45%) mengalami kenaikan terbesar, sedangkan sektor consumer goods (-1.06%) mengalami koreksi paling dalam. Penguatan IHSG terjadi seiring dengan naiknya bursa regional. Selain itu pasar juga berfokus pada konflik perdagangan AS dan China serta mulai dirilisnya laporan kinerja emiten.
IHSG kembali ditutup menguat )pis pada perdagangan kemarin berada di level 5,907. Indeks juga sempat menguji EMA 50, namun masih belum mampu untuk melewatinya. Hal tersebut bepotensi membawa indeks mengalami koreksi menuju support level 5,855. Stochastic yang mengalami overbought juga berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat, dapat menguji 5,950.
IHSG menguat +1.28% ke level 5,881. delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona hijau dengan dorongan utama dari sektor industri dasar yang menguat +3.09%, disusul sektor proper9 yang menguat +2.27%. Adapun sektor pertanian yang turun - 0.2% menjadi satu-satunya sektor yang menjadi penekan IHSG pada perdagangan hari ini.Kenaikan indeks seiring dengan penguatan mayoritas bursa Asia. Selain itu, pasar juga menantikan rilis laporan keuangan kuartal II 2018.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 5,881. Indeks tampak sedang bergerak melewati EMA 20, di mana berpeluang untuk melanjutkan penguatannya menuju resistance level terdekat 5,920 hingga 5,950. MACD yang mengalami golden cross, memberikan peluang untuk kembali menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 5,830.
Setelah naik signifikan minggu lalu, IHSG ditutup terkoreksi -0.65% ke 5,905 di perdagangan awal pekan dipicu oleh aksi profit taking. Sektor infrastruktur (-1.47%) mengalami koreksi terbesar sedangkan sektor perdagangan (+0.23%) mengalami kenaikan terbesar. Pelemahan indeks tertahan setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus senilai USD 1.74 miliar di Juni 2018. Selain itu, pergerakan indeks juga dipengaruhi oleh melemahnya bursa Asia setelah rilis data ekonomi China dimana pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II mencapai 6.7%, sesuai dengan ekspektasi. Namun pencapaian tersebut berada di bawah realisasi 6.8% di kuartal sebelumnya.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 5,905. Indeks tampak belum mampu untuk mematahkan kecenderungan melemahnya, di mana berpotensi untuk berlanjut menuju support level 5,855 hingga 5,815. Stochastic yang mengalami bearish crossover berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat, dapat menguji resistance level 5,950.
IHSG melanjutkan pelemahan dan ditutup turun +0.74% ke 5,861. Sektor keuangan (-1.53%) dengan saham perbankan mengalami koreksi terbesar sedangkan sektor proper6 (+0.87%) mengalami kenaikan terbesar. Saham WSKT, PGAS dan AMRT menjadi market leader sedangkan saham BBRI, BMRI dan BBCA menjadi market laggard. Pasar menan6kan hasil RDG Bank Indonesia pada 18-19 Juli serta pernyataan tahunan the Fed.
IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 5,861. Indeks berpotensi untuk kembali melanjutkan pelemahannya menuju support level 5,830 hingga 5,790. Stochastic yang mengalami bearish crossover di wilayah overbought berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat, dapat menguji resistance level 5,895.
IHSG naik +0.49% ke 5,890 dengan sektor pertambangan (+1.88%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan sektor perdagangan (-0.99%) mengalami pelemahan terbesar. Saham BBCA, TLKM dan BMRI menjadi market leader sedangkan saham TRIO, BBRI dan HMSP menjadi market laggard. Pasar menantikan hasil RDG Bank Indonesia hari ini dimana BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5.25%. Selain itu, pasar juga menantikan rilis laporan keuangan emiten untuk kuartal II 2018.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 5,890. Indeks tampak sedang mengalami konsolidasi dan mencoba untuk bertahan di atas EMA 20, di mana berpeluang untuk melanjutkan konsolidasi menguji resistance level 5,950. Akan tetapi stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa indeks terkoreksi menuju support level 5,845.
IHSG ditutup turun 0.33% atau 19.65 poin di level 5,871.08 setelah sempat bergerak menguat sejak pembukaan hingga menjelang akhir perdagangan. Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir melemah dengan sektor barang konsumen (-1.34%) dan infrastruktur (-1.30%) menjadi penekan utama. Asing mencatatkan net sell Rp 75.53 Miliar.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 5,871. Indeks tampak sedang mengalami konsolidasi dan berpotensi untuk berlanjut menuju support level 5,835. Stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 5,925.
IHSG mengalami penurunan sebesar -1.2% selama perdagangan pekan lalu dan ditutup di 5,872 dengan sektor perdagangan (-3.0%) mengalami koreksi terbesar. Adapun sektor agrikultur (+0.97%) mengalami kenaikan terbesar. Katalis penggerak indeks pekan lalu adalah rilis data ekonomi, hasil RDG Bank Indonesia, pergerakan nilai tukar Rupiah serta rilis laporan keuangan emiten untuk kuartal II 2018.
IHSG ditutup di level 5,915 pada akhir perdagangan awal pekan, naik 43 poin atau 0.73%. Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir menguat dengan sektor infrastruktur (+1.54%) dan sektor barang konsumen (+1.48%) menjadi pendorong utama. Sahamsaham yang menjadi pendorong utama kenaikan IHSG antara lain HMSP (+2.93%), BBRI (+2.01%), TLKM (+1.75%), dan BBCA (+1.08%). Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 347.56 Miliar setelah empat hari berturut-turut net sell.
IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 5,915. Indeks tampak sedang mengalami konsolidasi selama sepekan terakhir dan berpotensi untuk berlanjut dengan bergerak menuju support level 5,880. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan melemah, di mana berpotensi membawa indeks terkoreksi.
IHSG naik +0.27% ke 5,931 dengan sektor industri dasar (+1.23%) mengalami kenaikan tertinggi sedangkan sektor agrikultur (-0.40%) mengalami koreksi terdalam. Saham BMRI, BBCA dan INTP menjadi market leader sedangkan saham HMSP, BBRI dan TLKM menjadi market laggard. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh rilis kinerja keuangan emiten, melemahnya nilai tukar Rupiah dan penguatan mayoritas bursa Asia setelah China berencana menerapkan
kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 5,931. Indeks tampak sedang bergerak melewati EMA 50, di mana berpeluang untuk berlanjut menuju resistance level 5,970. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat mengujis support level 5,900.
IHSG ditutup cenderung flat di level 5,933 atau hanya naik 0.03%, melanjutkan reli kenaikan selama empat hari berturut-turut. IHSG ditutup menguat seiring dengan kenaikan bursa saham Asia dengan indeks Nikkei 225 (+0.46%) dan indeks Hang Seng (+0.90%) ditutup menguat, sedangkan indeks Shanghai Composite (-0.07%) dan indeks Kospi (- 0.31%) ditutup melemah. Secara keseluruhan, bursa saham Asia naik didukung optimisme atas laporan keuangan korporasi di Amerika Serikat serta harapan terhadap stimulus fiskal oleh pemerintah China yang dapat mendorong pertumbuhan.
IHSG ditutup menguat tipis pada perdagangan kemarin berada di level 5,933. Indeks juga sempat menguji resistance level terdekat di 5,960, namun belum mampu melewatinya. Hal tersebut berpotensi membawa indeks mengalami koreksi menuju support level 5,900 hingga 5,880. RSI yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi membawa indeks melemah.
IHSG ditutup menguat pada akhir perdagangan pekan lalu sebesar 0.72% ke level 5,989. Delapan dari sembilan indeks sektoral menguat dipimpin oleh sektor aneka industri (+3.66%) dan pertambangan (+1.93%). Saham-saham yang menjadi pendorong utama antara lain ASII (+4.49%), BBRI (+1.64%), HMSP (+1.20%), GGRM (+2.83%), dan ADRO (+6.22%). Selama sepekan kemarin, IHSG menguat 1.98% setelah naik selama enam hari berturut-turut. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 122.61 Miliar. Sepanjang pekan lalu IHSG mencatatkan net buy sebesar Rp 1.72 Triliun.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup menguat berada di level 5,989. Indeks tampak sedang bergerak melewa+ resistance level terdekat di 5,960, di mana berpeluang untuk berlanjut menuju level berikutnya di 6,025. Namun stochastic yang mulai bergerak memasuki wilayah overbought berpotensi menghambat laju penguatan indeks.
IHSG kembali melanjutkan penguatan dan ditutup naik +0.21% ke 5,946 dengan sektor pertambangan (+1.0%) mengalami kenaikan terbesar. Adapun sektor aneka industri (- 2.23%) mengalami koreksi terdalam. Kenaikan indeks dipengaruhi oleh sentimen positif dari rilis kinerja keuangan emiten untuk kuartal II 2018 serta menguatnya mayoritas bursa regional.
IHSG kembali ditutup menguat tipis pada perdagangan kemarin berada di level 5,946. Indeks tampak belum mampu untuk melewati resistance level terdekat di 5,960, di mana berpotensi melanjutkan konsolidasi dengan bergerak menuju support level 5,915. RSI mengalami kenjenuhan terhadap aksi beli dan berpotensi untuk melemah. Namun jika indeks berbalik menguat, dapat menguji 5,990.
IHSG menguat di awal pekan dan ditutup naik +0.65% ke 6,027. Sektor pertambangan (+2.72%) mengalami kenaikan terbesar dipicu oleh penguatan saham berbasis sektor batubara setelah berita revisi kebijakan DMO. Adapun sektor infrastruktur (-0.20%) mengalami koreksi terdalam. Kenaikan indeks dipengaruhi oleh sentimen positif dari rilis kinerja keuangan emiten untuk kuartal II 2018. Adapun bursa regional ditutup terkoreksi dengan investor menunggu hasil pertemuan Bank of Japan.
IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,027. Indeks tampak sedang menguji EMA 200, yang jika mampu melewatinya maka berpeluang untuk berlanjut menuju resistance level 6,055. Namun stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli, berpotensi menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji 5,990.